Mungkin masih banyak yang belum mengetahui bahwa Emansipasi
Wanita yang kini populer dengan istilah Kesetaraan Gender di indonesia telah
dimulai pada jaman Kerajaan Majapahit. Atau jika itu dianggap terlalu jauh,
pada zaman perjuangan pergerakan Kemerdekaan Indonesia telah muncul sosok-sosok
Pejuang Wanita Indonesia. Kini, mereka dianugerahi gelar Pahlawan Nasional.
Berikut disajikan sosok Pahlawan Nasional Wanita Indonesia.
Untuk mengetahui Para Pahlawan Wanita Indonesia lainnya silahkan KLIK pada tautan di bawah ini:
Raden Ayu Lasminingrat adalah putri sulung pasangan Raden
Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria, seorang penghulu sekaligus
sastrawan sunda. Ketika zaman kolonialisme pendidikan untuk
bumiputera-bumiputeri dengan poltik etis belumlah menjadi hak asasi warga
Nusantara, terutama kaum perempuan, dan atas kesadaran pentingnya pendidikan
maka Raden Haji Muhamad Musa mendirikan sekolah Eropa (Bijzondere Europeesche
School) dengan menggaji dua orang guru Eropa.
Di sekolah ini orang Eropa (Belanda) dapat bersekolah
bersama-sama dengan anak-anak pribumi, juga anak laki-laki bercampur dengan
anak-anak perempuan. Ada pula yang menyebutkan Kontrolir Levisan atau
Levyson Norman, seorang ekretaris Jendral Pemerintah Hindia Belanda kenalan
baik sang ayah yang mengasuh Lasminingrat hingga mahir dalam menulis dan
berbahasa Belanda.
Materi pembelajaran berupa membaca, menulis, Bahasa Belanda,
dan umumnya mengenai kebudayaan barat. Dari pengalaman didikan langsung
tersebut, Lasminingrat mempunyai angan jauh ke depan serta bercita-cita, --sama
halnya dengan Dewi Sartika atau Kartini di kemudian hari,
untuk memajukan peranan dan kesetaraan derajat perempuan Nusantara. Alhasil, kemampuan Raden Ayu Lasminingrat dalam berbahasa
Belanda sangat fasih, bahkan Karel Frederick Holle, seorang administrator di
Perkebunan Teh Waspada, Cikajang, memujinya. Pujian itu dinyatakan dalam surat
Holle kepada P. J. Veth, antara lain menyebutkan Bahwa: “Anak perempuan
penghulu yang menikah dengan Bupati Garut, menyadur dengan tepat cerita-cerita
dongeng karangan Grimm, cerita-cerita dari negeri dongeng (Oleg Goeverneur),
dan cerita-cerita lainnya ke dalam bahasa Sunda.”
Tahun 1879, Lasminingrat mendidik anak-anak melalui buku
bacaan berbahasa sunda, pendidikan moral, agama, ilmu alam, psikologi dan
sosiologi. Dia sisipkan dalam cerita yang disadur dari bahasa asing yang
disesuaikan dengan kultur sunda dan bahasa yg mudah dimengerti.
Langkah ri'ilnya, pada 1907 Lasminingrat mendirikan Sakola
Kautamaan Istri di lingkungan Ruang Gamelan, Pendopo Garut sekitar tahun
1907. Awalnya dibuka terbatas untuk lingkungan para priyayi atau bangsawan
lokal saja dengan materi pelajaran berupa baca, tulis, dan pemberdayaan
perempuan. Selain itu, Lasminingrat rajin membuat tulisan. Di antarakaryanya
yang terkenal adalah Warnasari (jilid 1 & 2).
Lasminingrat menikah dengan Raden Adipati Aria
Wiratanudatar VII, yang merupakan Bupati Garut. Lasminingrat menghentikan
aktivitas kepengarangannya. Ia lalu berkonsentrasi di bidang pendidikan bagi
kaum perempuan Sunda. Selanjutnya tahun 1911 sekolah tersebut pindah ke Jalan
Ranggalawe. Tidak disangka, pada 1911 sekolahnya berkembang. Jumlah muridnya
mencapai 200 orang, dan lima kelas dibangun di sebelah pendopo. Sekolah ini
akhirnya mendapatkan pengesahan dari pemerintah Hindia Belanda pada 1913
melalui akta nomor 12 tertanggal 12 Februari 1913. Pada 1934, cabang-cabang
Keutamaan Istri dibangun di kota Wetan Garut, Bayongbong, dan Cikajang. Tahun
1912, Lasminingrat mendirikan kembali Sakola Istri untuk kaum
perempuan dimana letak dan bangunannya sekarang dipakai SMA Negeri 1 Garut,
sebelah timur alun-alun.
Pihak pemerintah kolonial menganggap jasa dan peranan
Lasminingrat besar dalam membangun pendidikan untuk kaum bumiputera-bumiputeri
oleh karenanya ia diberi penghargaan dan kompensasi tetap bulanan selama mengajar.
seiring dengan pergantian nama Kabupaten Limbangan menjadi Kabupaten Garut
Tahun 1913. Dua tahun setelah pergantian nama, R. A. A. Wiaratanudatar VIII
pensiun, setelah menjadi bupati sejak tahun 1871. Jabatan Bupati Garut kemudian
dipangku oleh R. A. A. Suria Kartalegawa, yang masih terhitung keponakannya.
Akhirnya Raden Ayu Lasmingrat pindah dari pendopo ke sebuah
rumah di Regensweg (sekarang Jalan Siliwangi). Rumah yang besar ini sekarang
menjadi Yogya Department Store. Hingga usia 80 tahun ia masih aktif, meskipun
tidak langsung dalam dunia pendidikan. Pada masa pendudukan Jepang, Sakola
Kautamaan Istri itu diganti namanya menjadi Sekolah Rakyat (SR) dan mulai
menerima laki-laki. Sejak tahun 1950, SR tersebut berubah menjadi SDN
Ranggalawe I dan IV yang dikelola Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten
Daerah Tingkat II Garut. Tahun 1990-an hingga kini berubah lagi menjadi SDN
Regol VII dan X.
Lasminingrat meninggal 10 April 1947 dalam usia 105 tahun,
dikebumikan tepat di belakang Mesjid Agung Garut. Cita-cita dan perjuangannya
mewujudkan pendidikan untuk kaum perempuan diteruskan oleh kerabatnya,
Purnamaningrat.
Demikian sajian informasi mengenai Mengenal Raden Ayu Lasminingrat; “Pahlawan” Nasional Wanita Indonesia
yang dapat disajikan pada kesempatan ini.
Untuk mengetahui Para Pahlawan Wanita Indonesia lainnya silahkan KLIK pada tautan di bawah ini:
- Wanita Hebat Zaman Doeloe; Ratu Kencana Wungu - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; RA. Kartini - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Cut Nyak Dhien - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Cut Nyak Meutia - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Raden Dewi Sartika - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Martha Khristina Tiahahu - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Maria Walanda Maramis - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Hj. Siti Walidah Ahmad Dahlah - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Nyi Ageng Serang - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Hj. R. rasuna Said - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Opu Daeng Risaju - [klik di sini]
- Pahlawan Nasional Wanita; Rohana Kudus - [klik di sini]
- "Pahlawan" Nasional Wanita; Raden Ayu Lasminingrat - [klik di sini]
Labels:
Sejarah,
Sosok dan Motivasi
Thanks for reading Mengenal Raden Ayu Lasminingrat; “Pahlawan” Nasional Wanita Indonesia. Please share...!
0 Komentar untuk "Mengenal Raden Ayu Lasminingrat; “Pahlawan” Nasional Wanita Indonesia"
Your comment for me, please!