Setelah beberapa hari lalu Admin menulis dengan judul
Mengenal Sekolah Belanda di Indonesia Pada Jaman Penjajahan; Bagian 1. Hari
ini, sebagai kelanjutan dari tulisan tersebut kita kenali Sekolah
Belanda di Indonesia Pada Jaman Penjajahan; Bagian 2. Sekolah-sekolah jenis
ini sebenarnya ada yang lebih dulu daripada yang ditulis pada Bagian 1, akan
tetapi kurang dikenal karena sekolah ini seperti tidak terstruktur karena waktu
pada masa itu belum memungkinkan dari sisi kebijakan Pemerintah Hindia Belanda.
Berikut disajikan dengan sedikit ulasan.
Sekolah Kelas Satu; Didirikannya sekolah kelas satu pada
awalnya diperuntukkan untuk anak aristrokrasi dan orang berada, sedangkan
sekolah kelas dua untuk rakyat pada umumnya. Sekolah Kelas Satu, sekolah yang
terbaik yang tersedia bagi anak-anak indonesia, hanya terdapat dikota-kota
penting di Jawa. Lama Pendidikan di Sekolah Kelas Satu adalah 5 tahun.
Sekolah Kelas Dua / Sekolah Ongko Loro / Sekolah Rakyat
(Tweede Inlandsche School); Sekolah Kelas Dua hanya mempunyai kurikulum
yang sederhana, yakni meliputi pelajaran membaca, menulis, dan berhitung.
Sekolah Kelas Dua yang dimaksud sebagai Sekolah Rakyat yang memberi pendidikan
sederhana bagi seluruh rakyat. Dengan alasan tertentu selanjutnya Sekolah Kelas
Dua tidak lagi menjadi sekolah untuk rakyat pada umumnya, melainkan hanya pada
sebagian kecil saja. Sekolah ini mempersiapkan untuk menghasilkan para pegawai
rendah untuk kantor pemerintah dan perusahaan swasta.Sekolah Kelas Dua pada
akhirnya menjadi sekolah untuk minoritas penduduk.
Schakel School adalah Sekolah Rakyat untuk persamaan
dengan murid yang berasal dari Tweede Inlandsche School dan masa
pendidikan adalah selama 5 tahun, sehingga lulusannya dipersamakam dengan
lulusan HIS.
Hollandsche Javansche School (HJS); atau Sekolah
Jawa sebangsa dengan Tweede Inlandsche School yang ada di Pulau
Jawa (Tengah dan Timur, termasuk DIY) dan dengan pengantar Bahasa Jawa.
Sekolah Desa (Volksch School); Mulai dibuka ada tahun 1907.
Pelajarannya di samping membaca, menulis, dan berhitung juga di ajarkan
pekerjaan tangan membuat keranjang, pot, genteng dan sebagainya. Yang digunakan
sebagai tempat beljar sementara ialah pendopo, sambil mendirikan sekolah dengan
bantuan murid-murid. Guru-guru diambil dari kalngan penduduk sendiri. Sekolah
itu sendiri primitif dimana murid-murid duduk dilantai seperti di rumah
sendiri, kaleng kosong yang diperoleh dari toko-toko cina digunakan sebagai
alas untuk menulis. Sebidang tanah dipagari sebagai tempat untuk menggembala
kerbau-kerbau saat mereka sedang belajar yang diawasi oleh seorang yang
dewasa.
Sekolah Sambungan (Vervolg School); belajar dengan
bahasa pengantarnya bahasa daerah dan masa belajar selama 2 tahun untuk
melanjutkan dari Volksche School atau Sekolah Rakyat / Desa.
Sekolah Bumi Putera (Inlandsch School); Sekolah khusus untuk
pribumi biasa dengan bahasa pengantar belajarnya adalah bahasa daerah dan masa
belajar selama 5 tahun.
Hollands Chinese School (HCS); Di Indonesia berdiri
perkumpulan cina, Tung Hoa Hwee Kuan (THHK) pada tahun 1900 yang mula-mula
mendirikan gedung pertemuan untuk menyebarkan kebiasaan dan moral cina menurut
ajaran Kong Fu Tse. Perhatian mereka tertuju pada pendidikan dengan mendirikan sekolah.
Keadaan itu menyadarkan pemerintah belanda untuk segera meninggalkan politik
non-intervensi dalam pendidikan anak Cina. Lalu mereka mendirikan Hollands
Chinese School (HCS) pada tahun 1908. Tujuannya ialah agar dengan bahasa elanda
dapat mempelajari bahasa dan kebudayaan cina. Kurikulum HCS SAMA dengan ELS
agar dapat memberikan pendidikan yang murni kepada anak-anak cina.
Demikian sajian informasi tentang Sekolah
Belanda di Indonesia Pada Jaman Penjajahan; Bagian 2. Semoga Bermanfaat !!!
Labels:
Pendidikan,
Sejarah
Thanks for reading Mengenal Sekolah Belanda di Indonesia Pada Jaman Penjajahan; Bagian 2. Please share...!